KEARIPAN LOKAL PARAHYANGAN : GUNUNG KAIAN, GAWIR AWIAN, CI NYUSU RUMATAN, PASIR TALUNAN, LEBAK CAIAN, SAMPALAN KEBONAN, WALUNGAN RAWATAN, LEGOK BALONGAN, DARATAN SAWAHAN, SITU PULASARAEUN, LEMBUR URUSEUN, BASISIR JAGAEUN, BUDAYA PASUNDAN JADIKEUN PAMEUNGKEUT PAGEUH KARAHAYUAN

Senin, 12 November 2012

KONSEP TEKNIK PERCEPATAN PROSES PELAPUKAN TANAH

Percepatan proses pelapukan tanah dan bebatuan pada lokasi bekas galian pertambangan bebagai type, akan bisa dilakukan dengan cara sederhana , hemat biaya, hemat energi, yaitu dengan melalui pembuatan petak-petak tanah berbatu atau tanah kandas, kemudian dibuatkan guludan pada tampingan, agar pada saat hujan turun air bisa menggenang, kemudian petakan ditaburi kapur tani, kemudian abu gosok dan abu macam lainnya, kemudian sedikit ditaburi ragi tanah rumpun bambu, kemudian petakan ditanami dengan kacang tanah tanpa dipungut hasilnya, karena yang diperlukan dari itu adalah daun, batang dan akar yang lapuk pada etape satu, untuk mengisi unsur nitrogen tanah dari tanaman kacang tersebut,kemudian datanami pula orok-orok sebagai penghasil sumber yangsama yang lebih besar dari kacang tanah, sehingga terdapat pada   etape  dua penghasil nitrogen dan kompos untuk menambah hara tanah, kemudian ditanami juga Gliricidia untuk menambah pengomposan dari daun yang lapuk juga unsur nitrogen untuk menyuburkan  dan penambahan melekul tanah pada etape tiga, kemudian ditanami Turi pada etape empat dan ditanami Albazia pada etape lima; semua jenis tanaman tersebut diatas akan memeberikan kontribusi percepata penyuburan dan penambahan molekul  tanah hasil prosesi kaptan ,abu,  dan ragi tanah rumpun bambu ,yang disebar di atas permukaan pada bekas galian tanah bebagai type. terutama yang kpada tanah kandas berat berbatu.

PENGOLAHAN DILAKUKAN SETIAP TAHUN UNTUK MEMBANTU PENGHACURAN BUTIRAN KERIKIL DENGAN MEKANIK RINGAN YAITU DENGAN CARA DICANGKUL PADA SAAT MUSIM PENCANGKULAN WALAU RINGAN SEKALI SOLUM TANAH AKAN BERTAMBAH PADA TAHUN PERTAMA DAN AKAN BERANGSUR BETAMBAH HINGGA TAHUN KE LIMA.

Kemudian pada tahun keenam tanah sudah siap dikelola untuk menghasilkan produksi pangan tumpangsari, daun, ranting dan pohon dari yang diusahakan dia atastanah tersebut, pengapuran, pengabuan dan peragian tanah dilakukan selama lima tahun .

Tidak ada komentar:

Posting Komentar