KEARIPAN LOKAL PARAHYANGAN : GUNUNG KAIAN, GAWIR AWIAN, CI NYUSU RUMATAN, PASIR TALUNAN, LEBAK CAIAN, SAMPALAN KEBONAN, WALUNGAN RAWATAN, LEGOK BALONGAN, DARATAN SAWAHAN, SITU PULASARAEUN, LEMBUR URUSEUN, BASISIR JAGAEUN, BUDAYA PASUNDAN JADIKEUN PAMEUNGKEUT PAGEUH KARAHAYUAN

Kamis, 28 April 2011

DILEMATIS PENGRAJIN BAMBU


  • aseupan awi tali di desa genteng kc sukasari kab sumedang. hargana ngan 1500 perak. aduh murah teuing jaba dipakena bisa sataun. meujeuh mun 10.000 perak meh pada2 sajahtra


    6 jam yang lalu melalui Web Seluler · ·

      • Dresta Jumena As tapi kang upami analisis produksina dietang tina pangaos awi satangkal Rp 5000 b/c rationa >1. Upami satangkal awi janten 20 aseupan x Rp 10000 = Rp 200000. Kumargi kitu supados adil wayahna akang kedah ningkatkeun pangaos awi janten Rp 100000/btg di tingkat petani..hahahahahahahaha...
        6 jam yang lalu ·

      • Kang Wis akang nuju ngabina perajin bambu. margi aya patalina komoditi hutan. nyaeta bambu. spya perajin bambu sejahtra salawios solusina nyaeta ngarobah harga aseupan
        4 jam yang lalu ·

      • Kang Wis perkawis pangaos awi tali ditunggul 5000 saleunjeur kuemutan tos layak. kamungkinan 2x lipet margi hutan bambu menyut unggal taun 2%. numutkeun pangamatan karar nu dumasar kana kanyataan di lapangan. kumargi alih fungsi kebon awi jadi pemumikan .lahan pertanian. tol. lapang. dll
        4 jam yang lalu ·


        • Dresta Jumena As tah pami tos kana masalah alih fungsi lahan sok janten sedih kang..
          Atuh kumargi kitu supados kebon awi nu janten bahan baku anyaman lestari, oge ageung fungsina kanggo pensuplay cai, panginten salah sawios carana tiasa ku ningkatkeun pangaos awina ditingkat petani..hehe..

          33 menit yang lalu · · 1 orang
 
 Penyuluh Kehutanan
 

Rabu, 27 April 2011

PANGANGKEN KA NYI SRI


 Tangkal anjeun jadi naon,  
Jadi tangtungan ing manusa
Daun anjeun jadi naon,
Jadi dangdanan ing manusa
Akar anjeun jadi naon,
Jadi dampal ing manusa
Siki anjeun jadi naon
Jadi akma jadi sukma
Jadi sumsum jadi balung
Jadi tangan pangawasa ing manusa

(narasumber : Bapak Muklis, 70 tahun)






Pemerhati Budaya

Selasa, 26 April 2011

SINOM PENYULUHAN

Penyuluhan kahutanan
Mepelingan ka patani
Kudu daek pepelakan
Suren nangka jati putih
Albiso jabon mahoni
Awi jambe reujeung kawung
Dikebon sareng sampalan
Lebak lamping sareng pasir
Masing imeut ulah aya nu kaliwat.






Penyuluh Kehutanan

Kamis, 14 April 2011

Pengolahan Bambu Hutan


Sektor kerajinan merupakan salah satu sektor usaha yang bagi masyarakat yang tinggal di dekat hutan, terutaman hutan bambu. beberapa produk kerajinan yang berbahan dasar bambu dihasilkan dengan beberapa jenis barang yang bermanfaat seperti bilik, wide, perabotan rumah tangga (ayakan, nyiru, hihid, tetenong, boboko, tampir, cecempeh) yang memiliki nilai jual yang tinggi dan akrab dengan kehidupan manusia.

Selasa, 12 April 2011

GENERASI PENERUS PANDAI BESI

Pandai Besi adalah tempat  untuk membuat perkakas pertanian, perkakas rumah tangga dan alat-alat lain dari logam besi maupun baja, diantaranya cangkul, kored, sabit, pisau, parang, congkrang,golok, pisau rajang tembakau, pisau sadap, pisau raut, pahat, kapak, patik, beliung, rimbas, kadukul, pisau dapur, tatah, sugu bahkan alat-alat kuno seperti kujang.
Kami menemukan salahsatu pandai besi yang dikerjakan oleh anak muda yang merupakan regenerasi dari ayahnya
yang sudah tua. dalam pandai besi ini, sudah semi modern terbukti dari penggunaan blower tenaga listrik, yang biasanya masih memakai tabung gas.Perhatikan dalam gambar berikut ini.
Lokasi pandai besi berada di Dusun Pasigaran Desa Pasigaran Kecamatan Tanjungsari-Sumedang-Jawa Barat..





Penyuluh Kehutanan

KONSEP PEMUKIMAN SEJAHTERA

Yang dimaksud dengan konsep pemukiman sejahtera adalah letak pemukiman berada ditengah antara hutan dan pesawahan. Ketika penduduk pemukiman membutuhkan kayu/kayu bakar maka bisa mengambil ke wilayah hutan dan ketika membutuhkan bahan pengan maka mereka tinggal turun ke sawah.
Jadi yang kami dilihat disini tidak perlu banyak waktu terbuang untuk memenuhi kebutuhan keseharian (efisiensi waktu) tercapai.
pada gambar dibawah ini, menjelaskan kepada kita bahwa konsep pemukiman seperti ini bisa dijadikan model untuk pemukiman di pedesaan di seluruh indonesia.Lokasi gambar ini berada di Dusun Genteng Desa Genteng Kecamatan Sukasari-Sumedang-Jawa Barat.



Penyuluh Kehutanan


TANGGEUNG


Tanggeung pada tanaman jagung kombinasi kacang tanah
Perhatikan gambar ini Tanggeung sudah sempurna pada teras yang telah sempurna dilokasi ini pemanenan air hujan akan sempurna langsung diresapkan kedalam tanah melalui tanggeung yang dibuat. Pada tampingan telah ditanami rumput dan pemanfaatan lahan sudah mengacu kepada kebutuhan produksi seperti tampak jelas dalam gambar hanya saja masih terdapat kesalahan menanam ketela pohon masih pada guludan yang semestinya di tengah petakan agar supaya ketika ubi kayu diangkat tidak merusak tampingan yang mengaakibatkan erosi.




Tanggeung pada tanaman jagung di lahan kering
Tanggeung adalah merupakan teknik konservasi tanah dan air secara sederhana, yang dibuat ditengah petakan dengan ukuran lebar 25 cm dan dalam 25 cm serta panjang disesuaikan dengan lebar petakan. jarak antar tanggeung setiap 2 meter. Tanggeung merupakan parit buntu yang berguna untuk membumbun tanaman, sedangkan lubangnya untuk menampung air hujan yang diserapkan kedalam tanah.
Disini ditemukan dua manfaat, yang pertama untuk menampung lumpur yang terbawa oleh run off ketika hujan turun dan air hujan mengalir membawa lumpur maka masuklah kedalam tanggeung sebagai penampung air hujan. Air hujan yang tertampung kedalam tanggeung, langsung meresap kedalam tanah sehingga air tanah akan optimum. Kecuali dalam kebun tembakau tanggeung dibuat antar barisan tanaman.

Pada gambar disamping, memperlihatkan seorang petani sedang membuat tanggeung di lahan tembakau, yang ditemukan di blok carik Desa Pasigaran Kec. Tanjungsari Kab. Sumedang-Jawa Barat.







Perhatikan gambar ini Tanggeung sudah sempurna pada teras yang telah sempurna dilokasi ini pemanenan air hujan akan sempurna langsung diresapkan kedalam tanah melalui tanggeung yang dibuat. Pada tampingan telah ditanami rumput dan pemanfaatan lahan sudah mengacu kepada kebutuhan produksi seperti tampak jelas dalam gambar hanya saja masih terdapat kesalahan menanam ketela pohon masih pada guludan yang semestinya di tengah petakan agar supaya ketika ubi kayu diangkat tidak merusak tampingan yang mengaakibatkan erosi.


Tanggeung pada tanaman engkol di lahan basah

Penyuluh Kehutanan,











Pemanfaatan galengan sawah dan Kolam



 Pemanfaatan galengan (guludan) bisa ditanami dengan kayu, kacang panjang, kacang Dungkuk, jagung, singkong sayuran dan lain lain. yang akan dibahas disini adalah mengenai pemanfaatan galengan dengan menanam pohon kayu suren, seperti dalam  gambar.  Ada dua keuntungan bagi pemilik lahan yaitu :
Akan memperoleh kayu dan penghasilan dari tanaman pokok padi sawah, mengenai intensitas matahari tanaman kayu bisa  disiasati dengan cara memangkas tajuk supaya tidak rindang dengan demikian maka intensitas matahari yang dibutuhkan dengan tanaman padi akan terpenuhi sepeti biasa.
Gambar ini diambil di dusun parakan bilik desa sukasari kecamatan sukasari kabupaten sumedang jawa barat.


Penyuluh kehutanan

Senin, 11 April 2011

RITUAL HAJAT LEMBUR DI DUSUN PASIRBATU DESA GENTENG KEC. SUKASARI KAB. SUMEDANG-JABAR


Ritual hajat lembur yang kami dapati di Dusun Pasirbatu Desa Genteng Kec. Sukasari Kab. Sumedang-Jabar, pada dasarnya adalah memohon kesejahteraan dan kselamatan penduduk setempat kepada Allah SWT. Hal ini dilakukan setahun sekali pada bulan Safar untuk menolak bala.
Ritual ini dihadiri oleh penduduk setempat yang dipimpin oleh sesepuh lembur bernama Bapa Cece Suartono (56 tahun) yang juga seorang budayawan.
Di kampung ini masih dijumpai benda-benda pusaka yang masih terawat dengan baik. Salah satunya didapati Gobang tangtang angin yang panjangnya satu deupa (1 meter) yang kerap digunakan pada saat terjadi hujan angin dordar geulap (hujan angin yang disertai petir).

Adat kabiasaan urng lembur,ngalingkung salembur
 Dina ngayakeun ritual salametan lembur kolot budak awewe lalaki sami ngadu’a ka nu maha kawasa, ‘bisi taneuh ieu sangar geura ingkah’ tawasulan dijejeran ku sesepuh lembur tuluy hadoroh ka karuhun nu mimiti ngabedah lembur jeung tempat tatanen ‘sawah kebon sampalan’, aya raracik katingal aya kembang tujuh rupa dina jolang, tuluy yasinan; teu pati beda
jeung ritual biasa, kupat leupeut tangtang angin, jkut palias hanarusa, jeung rea rea deui;kanggo nyi sri; dat wiwitan sekar tunjung putih, niat insun arwan sukma, pangdongkapkeun, kukus kaula ka nyi pohaci sang hyang sri dangdayangsari tresnawati…….. (ngukus menyan)Nyai sri di hideung, dibeureum, dibodas




Sumedang, 11 April 2011
Pemerhati Budaya Sunda


LEBAK BIRU,....Kampung Budaya Di Tanjungsari Sumedang Jabar

Lebak Biru Desa Pasigaran Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Jawa Barat, merupakan kampung budaya yang belum di ketahui oleh banyak orang, selain dari peundeuy raweuy darmaraja (Baduy Darmaraja Kabupaten Sumedang-Jabar) kampung Naga Sumedang Utara Sumedang-Jabar.


Lebak Biru memiliki empat puluh umpi, Haur Larangan, Leuit/Lumbung, Kandang Lisung, Tampian, Makam Karamat, Benda Pusaka Terdiri dari : Kembang Loa, Kembang Sereh, Buk, Keris, Batu Akik, Tombak, yang hanya boleh dikeluarkan setiap 1 tahun sekali setiap bulan muharram pada saat Muharraman yang biasa dilakukan pada ritual muharraman oleh pupuhu lembur. Perempuan berambut panjang berkulit kuning langsat lelaki berparas Tampan. DITEMUKAN KITAB QUR'AN TULIS TANGAN ASLI KARYA SEORANG ULAMA DARI CITALI TANJUNGSARI.






 Mata pencaharian sebagai petani lahan basah yang luasnya terbatas mereka masih memegang teguh ajaran yang diwariskan oleh leluhurnya terbukti dari ditemukannya masih memperhatikan kataraptian tatanen, nitip Nyi sri kabumi(tandur) dan panen (nyalin) masih memakai ritual khusus yang ditempat lain sudah tidak dilakukan lagi disini masih terpelihara keberadaannya.


Ketika Sumedang sedang konflik dengan Banten,
Lebak Biru Pernah dititipi pusaka sumedang.
Lebak biru terletak di sebelah kiri jalan desa
Pasigaran menuju desa kira-kira 5 km dari 7 km
dari STPDN Jatinangor- Sumedang dan
kira-kira 5 km dari cadas Pangeran dan 3 km
dari sekolah lanbow Tanjungsari.kondisi saat
ni rumah adat tinggal 2 rumah yang perlu di
renovasi dan di lestarikan keberadaannya
Leuit sudah tidak ada dan perlu dibangun
kembali .kandang lisung sudah tidak ada
perlu di bangun kembali dan dilestarikan.