Nenek ini berumur 82 tahun beliau masih aktif menjahit pakaian, bercocok tanam, memasak, mengaji dan melayani suaminya yang berumur 90-an tahun (pada saat kami mengambil potonya suaminya tidak berada di tempat) yang bisa dipetik dari nenek ini adalah ketawakalan terhadap kenyataan hidup yang dinikmati padahal beliau sebelumnya pernah mengurus 9 orang anak hanya dengan mengandalkan dari hasil keringat bersama suaminya dengan cara bertani dan berdagang. Beliau sangat menerima dengan keadaan, meskipun diajak hidup bersama dg anak-anaknya di kota Ibu lebih memilih hidup di kampung dan memanfaatkan sisa hidup dengan mengerjakan apa yg bisa dikerjakan, mulai bertani, menyediakan makanan untuk para pekerja (usaha penggergajian kayu). Konsep hidup beliau sangat sederhana "menerima apa yang digariskan Tuhan dan kalau masih mampu jangan membebani orang lain". Ungkapan ini datang dari anaknya yang ke-6 ini yang sekarang menjadi Dosen Ilmu Hukum di Bogor .Nenek ini bernama Ma Irah dengan nama panggilan ma Yaya bertempat tinggal di Dusun Sirah Cai Desa Raharja Kec Tanjungsari-Sumedang-JABAR. dari Aktifitas Nenek ini bisa dipetik pelajaran bahwa dengan kesederhanaan, keramahan, kesabaran, ketawakalan dan kerja keras ternyata bisa membina keluarga idaman sehingga menanamkan jiwa kepatuhan yang ditanamkan pada anak-anaknya sehingga mereka berhasil mandiri dan sukses dalam kehidupannya.
Good job
BalasHapusRalat usia anu leres (82 tahun)
BalasHapusHatur nuhun Blog Wisahya parantos dipintonkeun di blog. Saya adalah anak ke-6 dari nenek yg dimaksud. Beliau sangat menerima dg keadaan, meskipun diajak hidup bersama dg anak2nya di kota Ibu lebih memilih hidup di kampung dan memanfaatkan sisa hidup dengan mengerjakan apa yg bisa dikerjakan, mulai bertani, menyediakan makanan untuk para pekerja (usaha penggergajian kayu). Konsep hidup beliau sangat sederhana "menerima apa yang digariskan Tuhan dan kalau masih mampu jangan membebani orang lain"
luar biasa itu yang diharapkan dan perlu diteladani
BalasHapus