KEARIPAN LOKAL PARAHYANGAN : GUNUNG KAIAN, GAWIR AWIAN, CI NYUSU RUMATAN, PASIR TALUNAN, LEBAK CAIAN, SAMPALAN KEBONAN, WALUNGAN RAWATAN, LEGOK BALONGAN, DARATAN SAWAHAN, SITU PULASARAEUN, LEMBUR URUSEUN, BASISIR JAGAEUN, BUDAYA PASUNDAN JADIKEUN PAMEUNGKEUT PAGEUH KARAHAYUAN

Kamis, 22 Desember 2011

Konsep Rumah Lintung Jaganala

Saya Wisahya ditemani teman saya Cepi Kersani melaporkan dari Dusun Jaganala Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Provinsi Jawa Barat, di sini kami mernemukan sebuah konsep RUMAH LINTUNG yaitu perkampungan dikawasan Desa hutan di lembah gunung Bekser rata rata dikampung ini hampir setiap rumah disertai dengan Lintung atau disebut juga kobakan atau disebut juga babalongan karena air memadai yang mengalir langsung dari gunung bekser. Lintung ini bermanpaat sebagai penyedian ikan tempat pembuangan air mandi dan mencuci piring juga di manfaatkan sebagai tempat ngojay entog, pada galengan Lintung sarat dengan sayuran yang merambat seperti roay, kacang panjang, waluh siem ada juga bawang daun bayam dll.
Seperti tampak dalam gambar disampng :

Dalam gambar ini nampak Lintung di depan rumah yang halamannya cukup luas galengan lintung ditanami dengan talas sedangkan ikan yang hidup di dalamnya ikan mujaer dan ikan mas ada juga impun terus siput, buruy dll.

Tampak dalam  gambar ini Lintung berada di belakang rumah galengannya di pagar bambu nampak tumbuh bayam, roay, dan dibelakangnya ada waluh siam, juga ada talas disini dan tampak ada pohon jambu batu, dan diujung kiri bawah ada anak kecil yang mau lewat






Rata rata dibelakang rumah terdapat kandang ternak kecil dan besar seperti tampak mdalam gambar ini seorang ibu yang telah memberi makan ternaknya. kalau dilihat dari segi pencemaran lingkungan hal ini bisa dikatakan kurang baik bagi kesehatan tetapi kalau kita melihat dari sisi lain dari segi ekonomi maka konsep ini kelihatanya perlu dipertahankan dan dikembangkan, sudah tiga kebutuhan terpenuhi yaitu sayur, ikan, dan daging.

Disamping rumahpun bisa bermanpaat untuk peternakan ayam sperti tampak pada gambar sebuah rumah dipake sarang ayam untuk bertelur, dan dibawahnya terdapat kandang ayam (paranye) tapi tidak terlihat.



 Aktipitas penduduk dikampung ini sudah terjadwal dengan sistematis dari sejak dini hari sampai sore hari tidak ada waktu yang kosong semuanya termanfaatkan dari mulai memasak menyabit rumput mengerjakan pertanian dan ngaraut bambu untuk dijadikan rarancang langlayangan seperti tampak dalam gambar disamping seorang ibu muda sedang mengerjakan ngaraut rarancang langlayangan hampir seluruh penduduk mengerjakan hal iniada juga yang mengolah pisang dijadikan sale, berdagang gandong makanan atau pakaian tidak lupa pengajian rutin selalu dilaksanakan.

Dalam gambar ini tampak partisifasi aktip secara bersamaan antara ibu muda adik dan anaknya yang masing masing mengambil tugasnya seperti ibu muda mengambil rumput, adiknya membawa sayuran dan anaknya membawa hasil tani jagung dalam karung, kami menemukan rombongan ini jam 8 pagi mereka sudah kembali lagi kerumah untuk mengerjakan pekerjaan lain seperti ngaraut rarancang langlayangan.
Dalam gambar ini nampak seorang ib sedang menanak nasi menggunakan hawu dan kayu bakar hampir seluruh rumah untuk alat memasak menggunakannya serta peralatan tradisional, sungguh sangat masih kampung sekali belum terlalu terpengaruh oleh kemajuan zaman sehingga kebutuhan bisa ditekan dan bisa diadakan sendiri seperti sayuran cengek cikur jahe, lalab, tidak usah membeli karena sudah tersedia di sekitar rumah (pekarangan).



Ini adalah situasi didalam rumah, setelah kami selesai menyampaikan penyuluhan tentang penyuluhan konsep rumah lintung dan intensifikasi pertanian akan lahan pekarangan di kelompok tani Cipangasih Mukti Dusun Jaganala Desa Cijambu Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang Jawa Barat seperti anda lihat kami dari tim penyuluh dan gapoktan juga pengurus kelompok serta aparatur desa sedang parongkong rongkong.
Konsep rumah lintung ini akan kami kembangkan kedaerah lain yang memungkinkan.

Kamis, 15 Desember 2011

KERANGKA BAMBU UNTUK GREEN HOUSE BUNGA POTONG

Kerangka bambu untuk pembuatan rumah plastik bunga potong yang banyak ditemukan di daerah Cihideung Kecamatan Parongpong Kabupaten Bandung Barat, kerap menggunakan bambu sebagai rangka bangunan greenhouse oleh para petani bunga potong didaerah ini.
 Kerangka ini mempunyai kekuatan hampir sama dengan kekuatan kerangka aluminium, begitu juga dengan bentuknya bisa diatur sesuai dengan kebutuhan karena bambu mempunyai daya lentur yang elastis.

 
Ada keunggulan kerangka bambu selain dari harganya yang murah, keunikan mudah didapat, alami dan menghasilkan bentuk yang artistik.
Para petani bunga, terus menerus membangun green house bunga potong yang mana untuk tiang menggunakan awi surat, sedangkan untuk rangka atas dan pinggir bangunan dipergunakan awi tali. sedangkan sebagai perekat atau pengikat dipergunakan tali dari ijuk dan dari tambang plastik.Sedangkan untuk atapnya menggunakan jenis plastik yang dikenal dengan plastik UV (ultraviolet) yang tahan lama dan dapat menciptakan suhu udara dalam ruangan yang hangat.
Nampak pada digambar disamping, keadaan didalam ruangan green house yang digunakan untuk usahatani tanaman hias berupa bunga mawar. Penanaman tanaman bunga tersebut dilakukan pada bedengan-bedengan dengan lebar 1 meter dengan menggunakan media tanam berupa campuran tanah dan pupuk organik.






Sebagai perbandingan pada gambar disamping merupakan greenhouse yang terbuat dari rangka aluminium dengan atap dari fiber glass dan dinding sari pagar kawat. Jika dilihat dari segi estetika, maka greenhouse yang terbuat dari bamabu lebih menarik dan lebih indah jika dibandingkan dengan yang terbuat dari aluminium. Rangka aluminium memang memiliki kelebihan dapat bertahan lama, tapi dari segi biaya cukup mahal. semoga dengan adanya posting ini dapat menjadi bahan pertimbangan bagi siapun yang berminat membangun green house. see u

Rabu, 14 Desember 2011

Cara Benar Memangkas Cabang kayu

Gambar ini adalah hutan rakyat gamelina atau lajim disebut jati putih (Kimuncang) penanaman sudah mengacu ke teknik menanam juga pemangkasan cabang sudah mengacu ke teknik pula yang dianjurkan oleh penyuluh kehutanan agar supaya mendapatkan hasil tegakan yang optimal yaitu lurus dan besarnya hampir sama antara pangkal dan ujung (tidak mecut) yang ingin saya sampaikan disini adalah cara memangkas batang supaya tidak dekat dengan pohon disisakan antara 5 - 10 cm supaya pohon tidak kena hama penyakit dan air hujan tidak masuk ke dalam pohon, perhatikan gambar ini.

 Sebenarnya lahan diantara tegakan bisa dimanfaatkan untuk tanaman semusim seperti tampak dalam gambar ini petani pemanfaatan lahan di bawah tegakan dengan menanam rumput untuk kepentingan penutupan lahan secara sempurna dan kepentingan peternakan (pakan Ternak). Nampak disini tanah berwarna merah dan kurang subur diharapkan dengan teknik ini tanah menjadi subur, air tanah menjadi optimal.





Dalam gambar ini kelihatan tegakan tidak beraturan sedangkan penutupan lahan sempurna dengan rumput bd, jadi bedanya dengan gambar diatas dari segi jumlah tegakan dan kualitas tegakan karena jarak tegakan tidak beraturan sedangkan penutupan lahan sudah sempurna dengan adanya rerumputan. Seperti terlihat pada gambar oleh karena jarak tanam tegakan tidak beraturan maka diperoleh tegakan yang bengkok bengkok hal ini juga dipengaruhi oleh arah angin dari wil. selatan ke utara.




Tampak dalam gambar ini pada umumnya penutupan lahan sudah sempurna dan jarak tanam sudah beraturan sehingga menghasilkan tegakan sesuai yang diharapkan, warna tanah merah hanya pada tampingan nampaknya rumput belum tumbuh secara sempurna artinya masih ada peluang untuk terjadinya erosi pada tampingan.

Bentuk Saung

Saung Huma, Disini nampak saya bersama petani suami istri sedang beristirahat setelah makan tetapi saya tidak ikut makan karena datangnya belakangan.










Saung yangsangat sederhana dikebun petani dalam hal ini saya akan menjelaskan pula mengenai teras yang belum ditanami dengan rumput penguat teras, coba anda perhatikan dibelakang saung nampak ada pohon yaitu pohon mangga dan pohon afrika, pohon manggadisebut etape 1 terus pohon afrika etape 2, yang menarik disini adalah perbanyakan pohon ke vertikal atau etape tidak ke horizontal atau melebar kesamping teknik ini perlu dikembangkan untuk mengirit lahan.





Dalam poto ini saya sedang melepas lelah sejenak setelah selesai penyuluhan ..enak juga ya. duduk sendirian sambil merenung, saung ini berada pada lokasi pembibitan tanaman keras.









Ini yang disebut saung julang ngapak coba anda perhatikan yang sebelah depan bukan yang sebelah belakang saung ini terbuka tidak tertutup, ini berada pada lokasi lahan pertanian darat.










Ini adalah saung umpak punya suhunan dua kaya kakak beradik saung ini saya peroleh di daerah pertanian darat yang terasnya sudah sempurna, seperti dalam saung ini nampaknya yang kecilnya untuk dipake untuk menyimpan pupuk dan alat pertanian.







Nah kalau ini saung unik bisa disebut juga sasaungan karena saya menemukan benda ini di wilayah tanaman tegakan dan empon-empon(Laja, Honje, Kapolaga dan kunyit) saya juga sebenarnya tidak mengerti ini untuk apa ..

Kamis, 08 Desember 2011

Munding Bule

Kapendak aya munding bule nu keur dipake ngawuluku di sawah cengkar, saenyana munding bule teh kaitung munding anu langka jarang kapendak. tapi kawenehan poe ieu manggihan munding bule nu keur dipake ngawuluku ku nu bogana.
Ieu munding teh danten mani donto, tanagana keur mejeuhna gede. munding bule kacaritakeun dina dongeng asal muasalna, tina budak anu titeuleum dina leuit hanjeli, tuluy budak teh maot. sanggeusna kitu aya munding bule, diakukeun weh yen eta munding bule teh jalmaan ti eta budak nu maot tea.

Nu matak munding bule di sawatara tempat dikaramatkeun tara dipeuncit, jeung tara digawekeun, etamah numutkeun dongeng, tapi geuning ayeuna mah tos cupar dongeng eta teh, da buktina kapendak munding bule nu digawekeun sapertos nu katingal dina gambar digigir


Sarengsena magawe, si donto tuluy dimandian kunu bogana make daun sereh wangi. Kaciri sidonto meni ngaleleher keur dimandian teh. Rengse dimandianmah tuluy diangon bari balik mapay jalan. Tuluu dikandangkeun pikeun nuluykeun hanca poe isuk anu geus ditungguan sabab biasanya anu nyambutmah sok dipanjer dibayar tiheula.

Rabu, 07 Desember 2011

HAUR KARAMAT LEBAK BIRU


Haur Karamat Lebak BIru Dipelak kululuhur lebak biru anu maksudna keur tumbal lembur nahan urug gawir nahan angin barat. Haur ieu teu meunang sagawayah dituar kajaba sataun sakali dina bulan muharram bareng jeung hajat lembur, ieu haur teh sok dipake suluh pikeun masak dina hajat lembur, tur dibagikeun antara sabebek nepi katilu bebek saumpi, sajaba ti eta ieu haur oge sok aya anu menta ti anggangna pikeun TAMBA atawa tumbal lembur. Urang dieu taat pisan kana eta tetekon teu wanieun ngala haur sagawayah nek dina ngalana oge kudu sanduk-sanduk heula amitan ka gusti nu kagungan saperti nu katingali dina ieu gambar digigir aya parupuyan ngelun jeung aya nu mitembeyan nuar awi haur.
Sarengsena dituar awi teh diteukteukan terus di pasian dijieun saratus duapuluh bebek keur nyumponan saumpi 3 bebek sajaba ti eta ieu awi teh sok aya oge anu menta keur tumbal tatanen pikeun ditancebkeun disawah, ari keur masak hajat lembur mah sa deui awi dipotongan dijieun suluh sacukupna keur nyieun tumpeng jeung keur masak daging embe hideung anu sok biasa dipencit dina waktu hajat lembur. gambar digigir katingali anu keur motongan awi sareng anu nyandak jatah awi sabebek keur bawaeun kabumina. kaparengan keur usum panen nu matak katingali ditukang aya pasawahan nukeur dipanen jeung anu moe pare.


Suluh awi anu khusus keur masak dina raraga hajat lembur dipake masak nyieun tumpeng teri anu geus ilahar tibehdituna sok nyieun tumpeng teri jeung dipake nyieun marangi embe jeung sate embe engkena sarengsena hajat lembur dituluykeun kuhiburan ronggeng atawa kuda renggong atawa terbang ngan hanjakal sok turun hujan ngagebret lamun goong geus disada. unggal umpi bakal meunang idangan jeung suluh awi haur  dibagi ku pupuhu lembur sacara walatra sababeta biayana ge meunang rereongan sacara walatra salelembur anu jumlahna 40 umpi. sa deui masjid jeung kandang teu asup kana itungan umpi. sabab ari umpi mah bumi ari kandang mah tempat sato hewan ari masjid mah paragi ibadah aya deui wangunan gardukeur poskamling leuit keur wadah pare, jeung saung lisung paragi nutu babarengan.
Saenyana tahapan hajt lembur nu mimiti isuk-isuk nyaeta ngajampean cai kembang anu dikumpulkeun ti ungga umpi eta cai engkena nu meunang ngajampean tea di pake mandi dimasing-masing kulawarga keur panumbal diri masing-masing. sapertinukatingali dina gambar digigir







Ritual hajat lembur dipungkas ku nyalametkeun, tah didieu pasakan  teh geus asak sakumaha anu katingali dina gambar aya tumpeng, aya raracik, dina raracik kapanggih aya beuleum lauk emas beureum jeung beuleum lele tuluy aya sate ngan bakakak hayam teu kapanggih da cenah cukup ku beuleum lauk, lele jeung beuleum daging embe padahal biasana bakakak sok kapendak dinu hajat nyalametkeun tumpengna ge khusus tumpeng teri anu tadi disebutkeun diluhur dina ritual ieu sakabeh karuhun lebak biru dihadiahan tur diduakeun ku kasepuhan anu di hadiran ku salelembur sareng nyuhunkeun kasalametan kasejahteraan kabarokahan dina tatanen jeung usaha sejenna. di lembur ieu henteu kacaritakeun ngalaman paceklik kakurangan beas padahal deungeun sangu teh meulina sok ditukeuran ku beas tapi buktina di ieu lembur barokah najan panen 6 bulan sakali da sok melak keneh pare buhun tur alasna sagede gunung rempu.

Sarengsena nyalametkeun jeung tos huap lingkung diteraskeun kana hiburan kiliningan jeung calung anu dipintonkeun dina hajat lembur taun ieu. Dina gambar ieu katingal ema Tini sesepuh lembur nuju ngibing anu bari katitisan karuhun lebak biru, da memang katingalina maTini ngibingna teh benten tinu sanes semu dinikmati pisan sareng katingali na teh bari peureum, gerakana bentes tinu sanes aya gagah aya kalem matak deungdeuleueun nu lalajo, tim kungsi naros ka anjeuna naha ngibingna beda-beda saur anjeuna gumantung kana tepak kendang sareng gumantung ka karuhun nu nitisna margi karuhun anu nitis na benten-benten kumaha laguna ngan sok cape maTini katingal upami tos ngigel teh sok rumahuh tim ge kantos ngiring ngarengkenek da leres karaos nu disebatkeun ku ma Tini teh leres pisan gerakan asa hampang tapi sarengse ngibing sok ngalungsar. ieu acara teh lumangsung dugi ka sonten.

Tim nyakseni ti awal dugi ka ahir ritual hajat lembur dina ieu gambar Ustad Deni (kuncen anom), Drs. Wisahya sareng Dadang PH (Tim pemerhati budaya), Ustad Cecep (Tokoh nonoman Lebak Biru). Ieu tulisan diharepkeun bisa dijadikeun Literatur kabudayaan Lebak Biru tur bisa dipetik manfaatna.
Antos acara salajengna Muka Jimat dina Bulan Mulud nu bade dongkap mugi Gusti Alloh Nu Maha Suci marengkeun dina waktosna.
Hajat Lembur intina nyuhunkeun kasalemetan, kabarokahan, ka Gusti Alloh Nu maha Suci.
Rahayu.